Rabu, 23 Oktober 2013

BAHASA INDONESIA TUGAS 2


Malioboro

(Paragraf Persuasi )

            Tempat wisata yang menarik dan mengesankan yang langsung terpikirkan di pikiran saya saat mendengar kata Yogjakarta adalah Malioboro. Malioboro adalah pusat belanja dan wisata di Yogyakarta. Pasar yang sudah sangat terkenal ini telah menarik minat saya untuk berkunjung ke tempat ini. Lokasinya startegis, dekat dengan keraton di pusat kota, Yogjakarta. Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam menuju lokasi dari hotel yang saya tempati.

Untuk wisata kuliner di jogja, masakan gudeg adalah primadona kota ini. Di kota ini juga terdapat makanan tradisional lainnya seperti bakpia, geplak, yangko, dan gethuk. Barang dagangan yang dijual cukup beragam. Umumnya yang dijual adalah barang oleh-oleh; seperti kaos, kalung, gelang, tas batik, dompet ukir, blankon, hingga kain-kain batik. Tidak hanya barang oleh-oleh, jika pengunjung penat berjalan kaki dapat menaiki delman dengan harga yang terjangkau.

            Banyak hal menarik yang saya dapatkan di Malioboro, diantaranya harga barang bisa ditawar, tentunya dengan sedikit "trik" agar dapat membeli dengan harga yang diinginkan. Selain itu, suasana Malioboro yang selalu ramai, khususnya malam hari yang dihiasi dengan lampu-lampu berwarna-warni. Membuat kita berdecak kagum dan tidak akan melupakan suasana Malioboro. Kesan yang saya dapatkan setelah berkunjung ke Malioboro adalah, dapat mengenal tempat-tempat wisata di dalam negeri; khususnya kota Yogjakarta. Dan dapat menunjukkan kekaguman saya akan tempat-tempat wisata di Indonesia. Maka jangan ragu untukberwisata di negeri sendiri karna tidak kalah bagusnya dengan negeri orang silahkan berkunjung ke Yogyakarta.


Malioboro

( Paragraf Deskriptif )

            Malioboro adalah sebuah Jalan sepanjang tidak lebih dari 2 Kilo Meter yang membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara hingga pertigaan pojokan Gedung Agung diujung Selatan.Malioboro adalah sebuah Jalan legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta dengan kehidupan kontras antara siang dan malamnya.
Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta  sepanjang trotoar kaki limanya dijejali  lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang mengguratkan kehidupan perekonomian warga Yogyakarta.
Sebaliknya pada malam hari, Malioboro dipenuhi aroma berbagai sajian kuliner yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar dan goreng. Keriuhan suasana lesehan akan ditimpali oleh alunan sejumlah seniman yang melantunkan musik dan lagu secara nomaden dalam istilah kuno disebut sebagai “mbarang” atau pengamen.
           

1 komentar: