Malioboro
(Paragraf Persuasi
)
Tempat wisata yang menarik dan
mengesankan yang langsung terpikirkan di pikiran saya saat mendengar kata Yogjakarta
adalah Malioboro.
Malioboro adalah pusat belanja dan wisata di Yogyakarta. Pasar yang sudah sangat terkenal ini
telah menarik minat saya untuk berkunjung ke tempat ini. Lokasinya startegis,
dekat dengan keraton di pusat kota, Yogjakarta. Membutuhkan waktu kurang lebih
1 jam menuju lokasi dari hotel yang saya tempati.
Untuk
wisata kuliner di jogja, masakan gudeg adalah primadona kota ini. Di kota ini
juga terdapat makanan tradisional lainnya seperti bakpia, geplak, yangko, dan
gethuk. Barang
dagangan yang dijual cukup beragam. Umumnya yang dijual adalah barang
oleh-oleh; seperti kaos, kalung, gelang, tas batik, dompet ukir, blankon,
hingga kain-kain batik. Tidak hanya barang oleh-oleh, jika pengunjung penat
berjalan kaki dapat menaiki delman dengan harga yang terjangkau.
Banyak hal menarik yang
saya dapatkan di Malioboro, diantaranya harga barang bisa ditawar, tentunya
dengan sedikit "trik" agar dapat membeli dengan harga yang
diinginkan. Selain itu, suasana Malioboro yang selalu ramai, khususnya malam
hari yang dihiasi dengan lampu-lampu berwarna-warni. Membuat kita berdecak
kagum dan tidak akan melupakan suasana Malioboro. Kesan yang saya dapatkan
setelah berkunjung ke Malioboro adalah, dapat mengenal tempat-tempat wisata di
dalam negeri; khususnya kota Yogjakarta. Dan dapat menunjukkan kekaguman saya
akan tempat-tempat wisata di Indonesia. Maka jangan ragu untukberwisata di
negeri sendiri karna tidak kalah bagusnya dengan negeri orang silahkan
berkunjung ke Yogyakarta.
Malioboro
( Paragraf Deskriptif )
Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati
kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar
Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam
kebutuhan pokok, serta sepanjang trotoar kaki limanya dijejali
lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada
pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang
mengguratkan kehidupan perekonomian warga Yogyakarta.
Sebaliknya pada malam hari, Malioboro dipenuhi
aroma berbagai sajian kuliner yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan
tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai
pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar dan goreng. Keriuhan suasana lesehan
akan ditimpali oleh alunan sejumlah seniman yang melantunkan musik dan lagu
secara nomaden dalam istilah kuno disebut sebagai “mbarang” atau pengamen.
makasih kaka
BalasHapus